Latihan Lapar⁵

Ketahuilah bahwa seorang penempuh jalan akhirat mesti tidak makan selain yang halal. Karena, beribadah sambil tetap makan-makanan haram seperti mendirikan bangunan di atas ombak lautan. Jika ia sudah menjaga kebiasaan ini, disarankan untuk melakukan tiga tugas. Kami akan menjelasakan satu persatu.
_____________
Ini saran alternatif dari pengarang bedasarkan pengalaman pada masanya. Pembaca bisa melihat latihan ini secara bijaksana dengan menyesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing ―redaksi.
Tugas Pertama, menyedikitkan makanan, ini terdiri dari lima tingkatan.

  1. Makan sekadar untuk menopang ruh, yang jika kurang dari takaran itu, ruh tidak bisa bertahan. Ini hanya bisa dilakukan setelah banyak latihan dan menyedikitkan makan secara bertahan. Sebab, kalau ia langsung  meninggalkan sekaligus, itu berat dan susah.
  2. Melatih diri untuk hanya makan setengah mud dalam sehari semalam, yakni sepotong roti. Maksimal takaran isinya sepertiga perut.
  3. Hanya makan satu mud lebih, yakni dua setengah sepotong roti, dengan batas maksimal dua pertiga perut, dan sepertiganya untuk minum.
  4. Makan satu mud lebih, yang jika lebih dari kadar ini masuk dalam kategori berlebihan.
  5. Tidak tentu takarannya. Yakni, hanya makan jika benar-benar lapar. Masing-masing orang bisa menakar sendiri kadar makanannya. yang penting jangan sampai menjadi lemah untuk melakukan ibadah yang tujuan seorang makan. Simpulnya, menakar makanan tidak bisa diseragamkan untuk semua orang, karena ada keragaman keadaan, pribadi, kehidupan dan waktu bagi masing-masing orang.
Tugas kedua, mengatur makan, ini terdiri dari tiga tingkatan.

  1. Hanya makan tiga hari sekali. Dalam riwayat disebutkan bahwa orang-orang sholeh ada yang  bisa sampai hanya makan sekali tiap enam hari, ada pula yang sampai tiga puluh hari, empat puluh hari. lima puluh haru, bahkan enam puluh hari. Semua itu dengan cara berlatih, dan dilakukan pada waktu yang berselang.
  2. Hanya makan satu kali dalam sehati. Ini tidak keluar dari adat, bahkan ini hal yang mungkin bagi kebanyakan orang.
  3. Hanya makan satu kali dalam sehari semalam. Ini tingkatan minimal. Abû Sa'îd al-Kudrî meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. sarapan, beiau tidak makan malam. Dan jika beliau makan malam, beliau tidak sarapan. Para salaf saleh juga demikian, mereka hanya makan satu kali saja untuk tiap sehari semalam. Rasulullah saw. bersabda kepada 'Âisyah r.a., "Hindarilah berlebih-lebihan (isrâf), sesungguhnya dua kali makan dalam sehari itu isrâf. Jika dua kali makan dalam sehari merupakan isrâf, maka makan dua hari sekali adalah iqtâr (melobangi). Dan makan sekali sehari itu yang pertengahan, itulah yang terpuji. Di dalam hadis 'Âisyah disebutkan, "Rasulullah saw. meneruskan sampai waktu sahur (biasa hanya makan di waktu sahur)." Bagi orang yang hendak membatasi diri dengan hanya makan satu kali untuk tiap harinya, sebaiknya mkannya itu pada waktu sahur sebelum fajar. Sehingga ia dapat lapar disiang hari untuk puasa dan lapar di malam hari untuk qiyamullail.
Tugas ketiga, memilih jenis makanan yang tepat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Rasa

MENGHORMATI PENDIRIAN ORANG LAIN