Faedah Lapar
Sumber: Dari buku "Tazkiyatun Nafs" Syekh Yahya ibn Hamzah al-Yamani
Ada sepuluh faedah lapar yang akan kami uraikan disini.
Faedah Pertama, membeningkan hati, menyalakan bakat, dan menajamkan matahati. Karena, Kenyang menimbulkan kedungukan, membutakan hati, memperbanyak uap di otak hingga menguasai tambang pikiran, dan karenannya hati berat untuk bisa berfikir.
Faedah kedua, melembutkan hati yang dengannya ia mudah merasakan manis munajat kepada Allah 'Azza wa Jalla. Ada banyak zikir lisan disertai kehadiran hati, tetapi hati tidak menikmatinya, tidak pula terpengaruh olehnya, seakan-akan antara hati dan zikir itu ada hijab dari keras hati. kadang hati melembut dalam kondisi tertentu dan terpengaruh oleh zikir serta bisa menikmati munajat. Mengosongkan perut itu merupakan salah satu sebab paling jelas dalam melembutkan hati.
Faedah ketiga, menghasilkan pecah hati dan rasa hina, melenyapkan kesombongan, kegirangan (al-farh) dan kecongkakan yang merupakan pemicu kezaliman dan kelalaian dari Allah Ta'ala. Jiwa tidak akan pecah dan merasa hina sehina jika lapar. saat lapar hamba tunduk dan patuh kepada Tuannya, mengaku lemah dan hina. Kesombongan dan kegirangan merupakan dua pintu neraka, sumbernya adalah kenyang. Sedangkan rasa hina dan pecah hati merupakan dua pintu dari sekian banyak pintu surga, dan sumbernya adalah lapar. Barangsiapa mengunci salah satu pintu neraka, berarti secara niscaya ia telah membuka satu pintu surga. Karena surga dan neraka saling berseberangan, seperti barat dan timur. Jauh dari salah satunya berarti dekat dari yang satunya lagi.
Faedah keempat, menghasilkan kondisi tidak lupa akan bala dan siksa Allah swt serta tidak lupa pada ahli bala. Sesungguhnya kenyang akan menghasilkan kondisi lupa akan orang-orang yang lapar serta lupa akan lapar. Setiap kali menyaksikan bala, orang mukmin yang cerdas akan teringat akan bala akhirat. Dari rasa dahaganya ia teringat akan dahaga mahkluk di pelataran kiamat. Dari laparnya ia ingat akan lapar ahi neraka saat mereka lapar dan diberi makan dari al-zaqqûm¹ al-dharî² serta diberi minum al-ghassâq³ dan amat perlahan.
¹Al-Zaqqûm, pohon untuk makan penghuni neraka, atau tiap makanan yang mematikan.
²Al-Dharî pohon berduri bagi ahli neraka. Lihat Q. al-Ghâsyiyah [88]: 6.
³Al-ghassâq, air yang amat dingin. Lihat Q.Shâd [38]: 57.
Faedah kelima, Lapar bisa memecahkan seluruh syahwat kemaksiatan dan mengalahkan nafsu pemicu tindakan buruk. Karena pijakan semua maksiat adalah syahwat. Penghasil syahwat adalah bahan kekuatan. Bahan syahwat dan kekuatan adalah makanan. Maka, dengan menyedikitkan makan, semua syahwat dan kekuatan akan melemah. kebahagaiaan manusia terletak pada penguasaan diri. Dan manusia akan sengsara jika dikuasai dan dikendalikan oleh nafsunya.
Faedah keenam, lapar bisa menghilangkan kantuk dan melestarikan jaga. Orang yang kenyang akan banyak minum. Dan orang yang banyak minum tentu akan banyak tidur. Di dalam satu riwayat disebutkan ada tujuh puluh orang shiqqîq yang telah bersepakat bahwa banyak tidur disebabkan oleh banyak minum, dan banyak tidur disebabkan kehilangan umur, keluputan tahajud, kedunguan watak, dan ke-keras-an hati. Padahal, umur merupakan permata paling berharga, modal manusia berdagang.
Faedah ketujuh, lapar bisa memudahkan ketekunan beribadah. Banyak makan mencegah banyak ibadah. Karena, makan membutuhkan banyak waktu untuk aktifitas makan, Mungkin membutuhkan waktu membeli dan memasak makanan. butuh waktu cuci tangan, dan membersihkan sisa-sisa makanan, di sela gigi, butuh waktu untuk bolak-balik ke jamban. Waktu-waktu ini bisa dialihkan-fungsinya untuk beribadah, sebagai ganti dari makan yang boleh. Waktu-waktu itu tersita karena banyak makan dan berkenyang-kenyang.
Faedah kedelapan, lapar bisa menyehatkan badan dan menangkal berbagai penyakit. Karena kebanyakan penyakit disebabkan oleh banyak makan dan adanya endapan ampas di perut dan usus. Lalu, sakit akan menghambat ibadah, mewaswasi hati, mencegah zikir dan berfikir, menyusahkan dan membuat si penderita butuh pengeluaran darah misalnya, atau hijâmah, atau obat dan dokter. Semua itu membutuhkan banyak hal dan akibat. Sedangkan di dalam ada faedah yang bisa mencegah semua itu.
Faedah kesembilan, lapar bisa meringankan suplai. Orang yang sedikit makan cukup dengan harta yang sedikit. Sedangkan orang yang bisa kenyang, perutnya menjadi pengutang yang mesti selalu mencekik lehernya setiap hari, lalu berkata: apa yang akan kau makan hari ini? Sehingga ia perlu masuk melalui pintu-pintu kotor, mencari dari yang haram sehingga ia bermaksiat, atau dari yang halal hingga ia berhina diri dan lelah. Mungkin ia perlu membelalakkan matanya pada orang-orang dengan penuh ketamakan pada harta kekayaan mereka. Ini merupakan puncak kehinaan padahal seorang mukmin adalah orang yang ringan biaya.
Faedah Kesepuluh, lapar bisa memungkinkan seseorang berlaku îtsâr⁴ dan bersedekah dengan makanan lebihan yang dimilikinya kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sehingga, pada hari kiamat ia berada dibwah naungan teduh sedekahnya, sebagaimana diriwayatkan dalam khabar. Apa yang ia makan, lemari-lemarinya adalah kakus. Sedangakan apa yang ia sedekahkan, lemarinya adalah anugrah dan rahmat Allah.Itulah sejumlah faedah lapar yang hendak kami uraikan pada bab ini. Adapun banyak-banyak kenyang adalah kebalikan dari semua itu. Kami tidak perlu mengulang penuturannya di sini.
⁴sikap lebih mengutamakan orang lain daripada diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar