Ordeal

Entah kenapa hari yang berat ini terjadi pada keluarga kecil ku ini. Dimulai dari keberangkatan papa ku ke kalimantan yang kurang lebih 1bulan beliau di rumah dan akhir nya beliau mendapatkan kabar dari kantor bahawa beliau harus berangkat pada hari ini juga, aku pun ikut gembira mendengar kabar ini dikarna jika papa ku bekerja lagi maka keuangan kami yang sangat pas-pasan ini bisa kembali menjadi normal lagi, sembari mendengar kabar berita bahagia ini ternya di balik nya ada kabar haru serta sangat menyedihkan ini terjadi berita nya dari kakek saya atau ayah dari papa saya terlah berpulang kerahmatullah pada siang itu. Mendengar kabar itu pasti papa ku terpukul akan kejadian ini namun tidak, saat mendengar kabar itu papa masih sibuk akan packing-an nya entah apa di pikiran papa saat itu wajah papa seakan tidak merespon hal yang terjadi waktu itu papa sibuk akan pekerjaan nya namun tidak terkejut akan kematian ayah nya tapi aku sangat mengerti akan perasaan saat itu, kalau aku di posisi papa saat itu pasti aku sangat kebingungan akan mana yang aku utamakan pekerjaan atau kepedulian mau meninggalkan pekerjaan tapi resiko akan besar yang kami tanggung nanti nya atau memilih kepedulian akan melihat jasat ayahanda untuk terakhir kali nya, sungguh beban yang sangat besar yang di tanggung papa pada hari ini, tapi aku tau papa pasti ingin sekali melihat ayah nya untuk yang terakhir kali nya dan mengantarkan nya ketempat peristirahatan terakhir nya namun apa daya untuk biaya kesana pun kami tidak punya karna uang papa habis untuk biaya sekolah ku pada bulan ini dan pasti papa akan meninggalkan pekerjaan nya yang tidak bisa sama sekali di tunda itu sangat malang nasib keluarga ku ini. Waktu itu papa pergi tanpa pamitan dari mama dan adikku yang pada saat itu masih di sekolah adikku karna pesawat yang di naikin nya kelalimantan itu akan take off pada jam 11 siang, sedangkan jam telah menunjukkan jam 10.30 belum lagi di perjalanan akan kami tempuh kuran lebih 15menit sedangkan untuk mengubungi mama dan adikku  papa pun tak sempat, aku mendengar suara panggilan telefon di hp papa itu yang mungkin sampai puluhan kali itu, namun tidak satu pun di ankat beliau aku tau papa tidak mau konsentrasi nya terganggu saat packing karna jika ada barang penting yang tertinggal pasti sangat merepotkan papa saat berasa di sana. Akupun bergegas mengambil helm dan siap mengantar papa ke air port pada di pertengahan jaalan terpikir pada ku saat itu mengapa bukan aku saja yang menyetir motor bukan malah papa yang menyetir  aku aku yang menyetir papa pasti bisa fokus pada hp nya yang pada saat itu banyak hal penting terjadi entah mengapa aku sebodoh itu.
Sudah sampai dibandara dan akupun bergegas turun dan melepaskan ransel yang saat itu aku sandang, aku melihat wajah papa yang sangat biasa itu aku tau papa menyimpan kesedihannya untuk dilepaskan nya entah kapan aku pun tidak tau, aku pun membuka helm untuk menyalam papa dan hanya menyampaikan
“Papa hati-hati di jalan ya”
“kabarin mama ya nanti papa berangkat kekalimantan”
“iya, aku pulang ya assalammuakaikum”
“waalaikumsalam”
Akupun pulang dengan perasaan yang mungkin kalian tau gimana perasaan aku pada saat itu.

Selamat jalan embah belasan tahun kita tidak bertemu dan pada akhir nya pada hari ini engkau sudah berpulang, terakhir bertemu waktu itu aku sangat kecil sekali sehingga aku tidak pernah benar-benar merakasan bertemu embah hanya mendengar cerita dari orang tua ku yang beliau menceritakan sangat sayang nya waktu engkau bertemu dengan ku, mungkin hanya doa-doa yang akan aku kirimkan kepada engkau dari kejauhan ini embah, aku sayang embah :’)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Rasa

MENGHORMATI PENDIRIAN ORANG LAIN